Warga Gresik Rawan Tuli

Masuk sebagai daerah rawan ketulian, Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komnas PGPKT) membentuk Komisaris Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian. Pembentukan tersebut ditandai dengan pelantikan dr. Endang Puspowati selaku ketua, serta pengurus Komda PGPKT Kabupaten Gresik yang lain, Jum'at (30/11).
Seusai melantik, Ketua Komite Nasional PGPKT , dr. Damayanti Sucipto menjelaskan. Kita semua perlu kampanye untuk menyadarkan pada semua masyarakat, pentingnya mencegah ketulian. Diantaranya mengurangi kebisingan. Selama ini kita melihat perilaku salah para ibu yang begitu saja membiarkan bahkan menaruh anak di tempat permainan semacam play station di Mall. Hal ini sangat salah."kami telah mengukur kebisingan di tempat permainan anak mencapai 97 db. Padahal di tempat industri aja dengan kebisingan 95 db sudah diwajibkan mengenakan sumbat kuping".
Dihadapan Wakil Bupati Gresik, Drs. Mohammad Qosim, M.Si serta segenap undangan yang terdiri dari Pengurus Komda PGPTK Kabupaten Gresik, IDI Gresik serta pengurus PKK Kabupaten Gresik juga berharap. Agar pengurus Komda PGPTK Gresik yang baru dilantik untuk mensukseskan bebas tuli tahun 2030. Selain kampanye, Damayanti juga berharap agar ada aksi nyata misalnya dengan kampanye Remaja sadar bising kepada siswa SMA maupun SMP, Bakti sosial ke Sekolah Dasar untuk kampanye Telinga bersih.
Karena sesuai penelitian, telinga yang kotor akan mengganggu pendengaran yang selanjutnya sianak akan menjadi terbelakang."ada anak yang ternyata terhambat komunikasi bahkan sampai tertinggal pelajaran hanya karena kurang pendengaran" katanya. Damayanti berharap agar setelah terbentuknya Komda PGPKT ini, setiap puskesmas mempunyai peralatan medis lengkap untuk pemeriksaan telinga."hal ini juga disertai peningkatan kwalitas tehnis tenaga medisnya"katanya.
Selain ketua Komnas PGPKT, perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Aji Kusuma Jati mengatakan prihatin dengan ketulian yang ada di Indonesia. "kita menduduki ranking  4 terbanyak penderita tuli. Tercatat 35,6 juta masyarakat Indonesia menderita ketulian yaitu sekitar 16,8%. Dari jumlah itu 850 ribu diantaranya masuk dalam kategori tuli berat. Tingginya penderita tuli bawaan dari bayi yang lahir. Ada 5000 sampai 10.000 bayi lahir dalam keadaan tuli". Jelas Aji Kusuma Jati.
Sementara Wakil Bupati Gresik, Drs. Mohammad Qosim, M.Si dalam sambutannya menyatakan siap membantu untuk menganggarkan program ini dalam APBD. "Tentunya Kementerian Kesehatan RI juga memberikan anggaran khusus pada Program ini di Gresik. Mengingat Gresik satu-satunya Komda PGPKT yang ada di Jawa Timur. Kami yakin dengan dukungan semua pihak, Gresik bebas Tuli tak harus menunggu sampai tahun 2030" ujar Qosim Optimis. (sdm)
Tags: ,

Kabar Gresik

Adalah Portal Gresik pertama tentang peristiwa, bisnis dan gaya hidup. Apabila Anda punya kegiatan ataupun berniat mengiklankan produk maupun jasa silahkan menghubungi kami melalui email : admin@kabargresik.com atau Tlp. 031 70874748.

0 komentar

Posting Komentar