Orangnya bersahaja dan sederhana, itulah Halipi (40 Th.) pria asal Candi, desa Paromaan, Tambak, Pulau Bawean ,Halipi lebih memilih bekerja di Brunei Darussalam daripada negeri lainnya. Alasannya bekerja lebih tenang dan gajinya lancar.
"Kerja di Brunei Darussalam lebih tenang, tidak pernah dikerjar-kejar polisi seperti waktu bekerja di negera lain,"katanya.
Sebelum bekerja di Brunei Darussalam, Halipi mengaku sudah pernah bekerja di Malaysia denga memakai permit. "Ternyata tidak senyaman seperti di negara tempat bekerja sekarang,"paparnya.
Profesi Halipi bekerja sebagai tukang bangunan, dengan gaji setiap hari sebesar 18 Dolar atau Rp.180.000. "Biaya hidup di Brunei Darussalam memang tinggi, solusi agar bisa hemat dengan memasak sendiri,"ujarnya.
Menurutnya sudah banyak orang Bawean bekerja disana, sebagai pekerja bangunan rumah, jembatan, dan lain-lain, termasuk sebagai sopir, serta berprofesi sebagai guru mengajar. Umumnya mereka berasal dari Sangkapura, Balikterus, Gelam dan Paromaan.
Berapa biaya untuk bekerja ke Brunei Darussalam? "Biaya pertama kali masuk memang besar, yaitu Rp.15juta sudah komplit, termasuk transpot dan surat resmi bekerja,"jawab ayah dengan memiliki 2 orang anak.
"Dokumen bekerja yang diberikan seperti IC yang bentuknya sama dengan warga asli Brunei Darussalam, bedanya warga pendatang setiap tahun diwajibkan menyambung kembali,"terangnya.
Rencananya Halipi akan kembali berangkat ke Brunei Darussalam tanggal 6 Desember 2011, sebelumnya sudah bekerja selama 1 tahun, 5 bulan. (sumber: bawean.net)
"Kerja di Brunei Darussalam lebih tenang, tidak pernah dikerjar-kejar polisi seperti waktu bekerja di negera lain,"katanya.
Sebelum bekerja di Brunei Darussalam, Halipi mengaku sudah pernah bekerja di Malaysia denga memakai permit. "Ternyata tidak senyaman seperti di negara tempat bekerja sekarang,"paparnya.
Profesi Halipi bekerja sebagai tukang bangunan, dengan gaji setiap hari sebesar 18 Dolar atau Rp.180.000. "Biaya hidup di Brunei Darussalam memang tinggi, solusi agar bisa hemat dengan memasak sendiri,"ujarnya.
Menurutnya sudah banyak orang Bawean bekerja disana, sebagai pekerja bangunan rumah, jembatan, dan lain-lain, termasuk sebagai sopir, serta berprofesi sebagai guru mengajar. Umumnya mereka berasal dari Sangkapura, Balikterus, Gelam dan Paromaan.
Berapa biaya untuk bekerja ke Brunei Darussalam? "Biaya pertama kali masuk memang besar, yaitu Rp.15juta sudah komplit, termasuk transpot dan surat resmi bekerja,"jawab ayah dengan memiliki 2 orang anak.
"Dokumen bekerja yang diberikan seperti IC yang bentuknya sama dengan warga asli Brunei Darussalam, bedanya warga pendatang setiap tahun diwajibkan menyambung kembali,"terangnya.
Rencananya Halipi akan kembali berangkat ke Brunei Darussalam tanggal 6 Desember 2011, sebelumnya sudah bekerja selama 1 tahun, 5 bulan. (sumber: bawean.net)
0 komentar