Serangkaian bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Gresik ternyata mendapat perhatian dari Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB). Sabtu (2/4) Kepala BNPB, Letnan Jenderal (Purn) Syamsul Maarif memberikan bantuan 1000 paket sembako dan uang sebesar Rp. 200 juta. Paket sembako yang berisi 5 kg beras, 4 bungkus mi instan, 1 kg gula, 1 botol minyak goreng dan kecap.
Bantuan sembako dan uang secara simbolis diserahkan kepada Bupati Gresik, Dr. Sambari Halim Radianto di Pendopo Bupati Gresik. “Bantuan ini hanya sebagai bantuan awal, selanjutnya akan ada tindak lanjut bantuan lain yaitu bantuan rehabilitasi konstruksi yang akan kami lakukan setelah kami melakukan verifikasi. Secara sosial ekonomi dampak kerugian banjir Gresik lebih besar dari yang diinventarisir” ujar Syamsul Maarif setelah menyerahkan bantuan.
Dalam keterangannya, Kepala BNPB yang hadir bersama beberapa anggota komisi VIII DPR-RI ini mengharap adanya penguatan koordinasi semua pihak. Peningkatan kewaspadaan dengan memperkuat kelembagaan. Menyiapkan anggaran khusus bencana di APBD dan bukan sekedar anggaran tanggap darurat. Syamsul Maarif juga menekankan kepada semua pihak terkait Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,”setiap pendirian bangunan harus ada analisis resiko bencana”.
Bupati Gresik, Dr. Sambari Halim Radianto dalam sambutannya mengatakan, keterbatasan pemerintah Kabupaten dalam menanggulangi banjir akibat meluapnya kali Lamong. Upaya kami selama ini sekedar meringankan korban banjir dengan memberikan bantuan sembako dan bantuan siap saji yang lain. Namun kedepan Pemkab Gresik akan menormalisasi Kali Lamong. Kami telah mendapat bantuan sebesar Rp. 26 milyar. Bantuan ini berasal dari Balai Besar DAS Solo sebesar Rp. 20 milyar, dari bantuan dari Pemerintah Propinsi sebesar Rp. 3 milyar dan dari anggaran Pemkab Gresik sebesar Rp. 3 milyar.
Bantuan tersebut dialokasikan untuk normalisasi Kali Lamong dengan rincian Rp. 6 milyar untuk pembebasan tanah. Sedangkan Rp. 20 milyar lainnya akan dipakai untuk pembangunan fisiknya. “Pengerjaan proyek ini akan dilaksanakan setelah musim kemarau nanti. Sesuai rencana pada tahun 2013 proyek normalisasi Kali Lamong ini akan rampung” ujar Bupati Optimis.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gresik, Tugas Husni Syarwanto menyatakan banjir yang sempat memutus jalur pantura ini diakibatkan jebolnya tanggul di desa Pandu sepanjang 30 meter. Dia juga telah menginventarisir kerusakan insfratruktur banjir Gresik sejak 25 Maret 2011 yaitu sebesar Rp. 5,525 milyar serta kerusakan jembatan Rp. 250 juta. (sdm)
Dalam keterangannya, Kepala BNPB yang hadir bersama beberapa anggota komisi VIII DPR-RI ini mengharap adanya penguatan koordinasi semua pihak. Peningkatan kewaspadaan dengan memperkuat kelembagaan. Menyiapkan anggaran khusus bencana di APBD dan bukan sekedar anggaran tanggap darurat. Syamsul Maarif juga menekankan kepada semua pihak terkait Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,”setiap pendirian bangunan harus ada analisis resiko bencana”.
Bupati Gresik, Dr. Sambari Halim Radianto dalam sambutannya mengatakan, keterbatasan pemerintah Kabupaten dalam menanggulangi banjir akibat meluapnya kali Lamong. Upaya kami selama ini sekedar meringankan korban banjir dengan memberikan bantuan sembako dan bantuan siap saji yang lain. Namun kedepan Pemkab Gresik akan menormalisasi Kali Lamong. Kami telah mendapat bantuan sebesar Rp. 26 milyar. Bantuan ini berasal dari Balai Besar DAS Solo sebesar Rp. 20 milyar, dari bantuan dari Pemerintah Propinsi sebesar Rp. 3 milyar dan dari anggaran Pemkab Gresik sebesar Rp. 3 milyar.
Bantuan tersebut dialokasikan untuk normalisasi Kali Lamong dengan rincian Rp. 6 milyar untuk pembebasan tanah. Sedangkan Rp. 20 milyar lainnya akan dipakai untuk pembangunan fisiknya. “Pengerjaan proyek ini akan dilaksanakan setelah musim kemarau nanti. Sesuai rencana pada tahun 2013 proyek normalisasi Kali Lamong ini akan rampung” ujar Bupati Optimis.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gresik, Tugas Husni Syarwanto menyatakan banjir yang sempat memutus jalur pantura ini diakibatkan jebolnya tanggul di desa Pandu sepanjang 30 meter. Dia juga telah menginventarisir kerusakan insfratruktur banjir Gresik sejak 25 Maret 2011 yaitu sebesar Rp. 5,525 milyar serta kerusakan jembatan Rp. 250 juta. (sdm)
0 komentar